Kisah ini bermula lebih dari sepuluh tahun lalu, ketika saya mulai menjalani aktivitas sebagai dosen baru di Institut Pertanian Bogor (IPB). Sungguh tidak mudah menjalaninya, karena saat itu saya masih tinggal di Jakarta, sementara aktivitas sehari-hari berlangsung di Kampus Dramaga, yang terletak jauh di sudut Kabupaten Bogor. Namun, karena tanggung jawab terhadap pekerjaan, istri dan anak-anak, perjalanan melelahkan pun dilalui dengan segenap hati.
Saat itu, sebagai seorang CPNS, gaji yang saya terima sungguh sangat kecil jumlahnya, jauh di bawah gaji saya saat masih bekerja di sebuah perguruan tinggi swasta terkemuka di Jakarta. Meskipun demikian, setiap awal bulan tiba, dengan semangat 45 saya pun berjalan menuju gedung rektorat, guna mengambil gaji, upah bekerja selama sebulan.
Ya, benar! Meskipun IPB adalah perguruan tinggi ternama di Indonesia, saat itu penyaluran gaji masih sangat “primitif”, diterimakan secara tunai. Bayangkan, ribuan pegawai IPB, baik dosen maupun tenaga kependidikan, pada hari-hari di setiap awal bulan tumplek blek di lantai 3 gedung rektorat untuk mengambil gaji bulanan. Continue reading